Waspadai Gejala Serangan Jantung
Waspadai Gejala Serangan Jantung
Waspadai Gejala Serangan Jantung
Waspadai Gejala Serangan Jantung. Karena
perbedaan kepekakan tubuh tiap orang berbeda, maka gejala klinis
munculnya serangan jantung pun menjadi berbeda-beda di tiap orang. Hanya
saja, ada beberapa gejala umum yang patut diperhatikan.
Orang yang memiliki lebih dari satu
faktor resiko terkena penyakit jantung koroner (PJK) harus mewaspadai
serangan jantung sejak dini. Gejala awal penyakit jantung koroner do
antaranya sesak napas, rasa nyeri di dada saat beraktivitas fisik
seperti jalan kaki, naik tangga, berlari, atau mandi dengan gayung.
Kelainan irama jantung, yakni terjadinya
peningkatan frekuensi detak jantung, juga merupakan salahj satu gejala
PJK. Selain nyeri pada dada, penderita mengalami rasa pegal pada rahang,
pahu, punggung, lengan dan leher. Sebagian penderita juga menderita
rasa nyeri pada ulu hati sehingga kerap kali mengira sakit mag.
Sayangnya, mayoritas penderita PJK
justru tidak mengalami gejala klinis PJK. Padahal, hal ini merupakan
sinyal awal munculnya penyakit itu sehingga bisa ditangani sejak dini.
Ini karena perbedaan kepekaan tubuh terhadap sensor nyerinya. Tanpa
pemeriksaanmedis (check up), sulit diketahui seseorang menderita PJK.
Orang dengan lebih dari satu faktor
resiko terserang penyakit jantung koroner disarankan mengikuti tes jalan
kaki dengan menggunakan alat (treadmill test) sebagai prosedur untuk
menentukan berapa angka nadi yang aman dalam melakukan latihan fisik.
Tes ini juga dapat mengetahui adanya kelainan irama jantung pada
seseorang. Test ini tingkat kepekaannya 52-70 persen.
Deteksi dini penyakit ini juga dapat
dilakukan lewat pemindaian (scanning) nuklir dengan tingkat akurasi
mencapai 90 persen. Melalui alat yang menggunakan bahan radioaktif itu,
diperoleh rekaman gambar adanya penyempitan atau hambatan pembuluh darah
koroner yang mengalirkan darah ke otot jantung.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih
terperinci lagi, penderita juga bisa diperiksa dengan ct-scan multislice
dengan tingkat kepekaan hingga 90 persen. Dengan alat ini, bisa
dihasilkan derajat pengapuran pada pembuluh darah dan penyempitannya.
Dalam perkembangannya, penyumbatan
derajat pengapuran pada pembuluh darah ini dapat diatasi tanpa operasi.
Saat ini penanganan dilakukan dengan penggunaan balon untuk membuka
pembuluh darah yang tersumbat plak. (PTCA). BAlon dikembangkan dan
digunakan untuk menyingkirkan plak sehingga jantung kembali memperoleh
pasokan darah secara normal. Namun, tindakan ini masih beresiko
terjadinya penyempitan kembali (restenosis)
Agar pembuluh darah tetap terbuka (tidak
tersumbat plak), pada pembuluh darah yang sudah dibuka dipasang stent
atau cincin, semacam kerangka metal sebagai penyangga supaya pembuluh
darah tetap terbuka. Stent ini dilapisi obat (drug sluting stent/DES)
untuk menghambat pertumbuhan sel sehingga pembuluh darah tak tersumbat
lagi.
JIka penyumbatan terlalu banyak, lebih
dari tiga penyempitan, lebih efektif diatasi dengan operasi pintas
koroner (by pass). Tentunya berbagai intervensi ini perlu disertai
perbaikan pola hidup, yakni menerapkan pola makan yang sehat, diet
rendah kolesterol, berolahraga secara teratur dan menghindari stres.
Gejala Serangan Jantung
Setiap orang yang mengalami serangan
jantung akan merasakan keluhan yang tentunya berbeda. Namun umumnya
seseorang akan merasakan beberapa hal spesifik, seperti :
- Nyeri Dada, dimana otot kekurangan suplay darah (disebut kondisi iskemi) yang berdampak kebutuhan oxygen oleh otot berkurang. Akibatnya terjadi metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang. Rasa nyeri di dada bagian tengah dapat menyebar kebagian belakang dada, kebagian pangkal kiri leher dan bahu hingga lengan atas tangan kiri. Beberapa pasien mungkin mengalami nyeri di bagian atas perut (pangkal tulang iga tengan bahkan bagian lambung), dimana nyeri lebih hebat dan tak hilang meski diistirahatkan atau diberi obat nyeri jantung (Nitroglycenin). Inilah yang dinamakan Angina, penderita merasakan gelisah dengan sesak di dada dan seperti merasa dada dan diremas-remas. Beratnya nyeri setiap orang berbeda, bahkan beberapa orang yang mengalami suplay darah jantung berkurang mereka tidak merasakan apa-apa.
- Sesak napas, biasanya dirasakan oleh orang yang mengalami gagal jantung. Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti pulmoner atau edema pulmoner)
- Kelelahan atau kepenatan, adanya kelainan jantung dapat menimbulkan pemompaan jantung yang tidak maksimal, akibatnya suplay darah ke otot tubuh disaat melakukan aktivitas akan berkurang. Hal ini menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala seperti ini bersifat ringan, penderita hanya berusaha mengurangi aktivitasnya dan menganggap bahwa ini merupakan proses penuaan saja.
- Adanya perasaan berdebar-debar (palpitasi)
- Pusing dan pingsan, hal ini dapat merupakan gejala awal dari penderita penyakit serangan jantung. Dimana penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan.
- Kebiru-biruan pada bibir, jari tangan dan kaki sebgai tanda aliran darah yang kurang adekuat ke seluruh tubuh.
- Keringat dingin secara mendadak, dan lainnya seperti mual dan perasaan cemas.
Waspadai Gejala Serangan Jantung
Post a Comment